Senin, 24 Oktober 2011

masih seputar "recall"

re-call lagi-lagi bahasa asing, sementara dengan bangga mengaku diri, bangsa ini bangsa merdeka, bangsa yang besar. besar bagaimana jika elit saja terkontaminasi oleh 'zat-zat berbahaya' bagi perkembangan kreativitas bangsa ?.

bukannya saya menolak kita pandai berbahasa asing, tapi bukan berarti bahasa asing ini yang akan kita gunakan dalam praktek kehidupan kita untuk "mengatur diri sendiri-mengatur rumah sendiri". apa mungkin ini yang bagi segenap mereka 'yang terhormat' merdeka berbuat semaunya, sekehendak hatinya ?.

undang-undang itu ada bukan untuk melapangkan para elit berbuat salah terhadap apa yang belum diatur undang-undang, melainkan undang-undang itu diadakan untuk mampu mengantar para 'bijak' ini berjalan dengan garis yang jelas sehingga trahu dimana kurang dan patut dibaikinya.

re-call, sebenarnya penarikan seorang yang telah terpilih dan dilantik dari jabatan yang tengah dipangkuannya sementara itu bukan waktunya untuk ber-akhir, atau di tengah jalan ia dihentikan. jika melihat pada sebuah analogi kendaraan, jika sebuah kendaraan dihentikan dijalanan tentu ini akan menimbulkan bahaya.

bahaya?, ya bahaya memang, namun dapat dikurangi resikonya. misal seorang yang berhenti ditengah jalan ketika akan berhenti memberi aba-aba bahwa ia akan berhenti, atau seorang yang akan berhenti ditengah jalan sudah dapat diketahui bahwa ia harus berhenti, dengan demikian segenap resiko besar tak terduga akan dapat dihindarkan.

jika memang penentuan wakil-wakil rakyat itu adalah kuasa rakyat/kedaulatan rakyat, biar pulalah rakyat yang memastikan/merelakan mereka berhenti ditengah jalan, atau biarlah rakyat yang menghentikan mereka ditengah jalan. jangan wakil rakyat ini dihentikan ditengah jalan karena sedang tak sejalan para 'bos' nya di partai-partai tempat dia bernaung.

perlunya semua ini dikembalikan kepada rakyat agar rakyat benar-benar ikut serta memperjuangkan nasibnya atas wakil yang telah mereka pilih, jangan dikibuli dengan sekian banyak bujukan bahwa hak-hak mereka diperjuangkan, karena itulah wakilnya diganti, walau tak rela yang akan mewakili berikutnya adalah orang lain yang sejalan dengan si 'bos'. suatu saat ketika rakyat sadar bahwa keputusannya salah ia tak akan berbuat sama untuk kedua kalinya, atau ketika ternyata mereka benar mereka akan benar-benar merasakan hasil dari keputusannya menempatkan wakil mereka dari orang-orang yang memang seharusnya.  

sumber : 1 2 selalu plus ingatan sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar